see

Wednesday, July 31, 2019

Transistor dan Jenis jenis nya



TRANSISTOR
Transistor adalah komponen semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor mempunyai 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Jenis-jenis Transistor


Berikut ini merupakan jenis-jenis Transistor :

1. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar merupakan Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan perpindahan electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan electon atau hole di kutub positif.   Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga biasanya disebut dengan singkatan BJT atau kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.

Jenis-jenis Transistor Bipolar

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.
  • Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
  • Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.
Simbol Transistor Bipolar (BJT) dapat dilihat di gambar atas.

2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor) yang disingkat menjadi FET ini adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut merupakan Electron maupun Hole.

Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect Transistor (JFET), Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor (MOSFET) dan Uni Junction Transistor (UJT).
  • JFET (Junction Field Effect Transistor) merupakan Transistor Efek Medan yang menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
  • MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
  • UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.

Fungsi dan cara mengukur Transistor >>> KLIK DISINI<<<





Sunday, July 28, 2019

TES BLOCK ROTOR MOTOR INDUKSI 1 PHASA


PERCOBAAN III
TES BLOCK ROTOR MOTOR INDUKSI 1 PHASA

3.1  TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mahasiswa memahami cara menguji block rotor motor induksi satu phasa
2.      Mahasiswa memahami cara menghitung parameter parameter hasil pengujian block rotor motor induksi satu phasa
3.      Mahasiswa mampu merangkai rangkaian penguji block rotor motor induksi satu phasa
4.      Mahasiswa memahami prinsip kerja menguji block rotor motor induksi satu phasa

3.2  TEORI DASAR

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan parameter-parameter motor induksi, dan biasa juga disebut dengan locked rotor test. Pada pengujian ini rotor dikunci/ ditahan sehingga tidak berputar. Untuk melakukan pengujian ini, tegangan AC disuplai ke stator dan arus yang mengalir diatur mendekati beban penuh. Ketika arus telah menunjukkan nilai beban penuhnya, maka tegangan, arus, dan daya yang mengalir ke motor diukur. Rangkaian ekivalen untuk pengujian ini dapat dilihat pada gambar berikut di bawah ini. Gambar berikut Rangkaian Ekivalen Motor Induksi pada Percobaan Block Rotor Test
Daya input yang diberikan kepada motor induksi adalah sebagai berikut :

VT = tegangan line pada saat pengujian berlangsung
IT = arus line pada saat pengujian berlangsung
ZBR = VT/ IT
ZBR = impedansi hubung singkat
PBR = Pin/IT2
Tahanan rotor sekarang diperoleh sebagai berikut :
      R2 = RBR – R1
R1 didapat dari dc test
      XBR= X1 - X2
Reaktansi ekivalen total pada frekuensi operasi yang normal adalah :
Daya masuk ke motor diberikan melalui persamaan berikut :
                   

Jadi faktor daya rotor ditahan dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

Sedangkan nilai arus yang terukur :

IhsN = Arus hubung singkat diperoleh saat tegangan normal.
Ihs = Arus hubung singkat diperoleh saat tegangan pengujian.

Tabel 4.1 Menentukan Besarnya Reaktansi Stator dan Rotor
Desain rotor
X1 dan X2 sebagai fungsi dari Xeq
X1
X2
Brotor belitan
0,5 Xeq
0,5 Xeq
Desain A
0,5 Xeq
0,5 Xeq
Desain B
0,4 Xeq
0,6 Xeq
Desain C
0,3 Xeq
0,7 Xeq
Desain D
0,5 Xeq
0,5 Xeq

Penentuan nilai reaktansi stator dan rotor sangat bergantung pada desain motor induksi tersebut. Tabel 7.1 menunjukkan besarnya nilai reaktansi pada masing masing desain motor induksi.

3.3  PERALATAN YANG DIBUTUHKAN
·         Sumber tegangan AC 1 phasa
·         Variac                                                                                           1 buah
·         Volt meter AC                                                                              1 buah
·         Amperemeter AC                                                                          1 buah
·         Wattmeter                                                                                     1 buah
·         Motor induksi 1 phasa                                                                  1 buah
·         Kabel secukupnya ( 5 merah, 3 hitam)

3.4  GAMBAR RANGKAIAN







3.5  LANGKAH PERCOBAAN
1.      Siapkan peralatan yang dibutuhkan percobaan ini dan pastikan semua peralatan yang dibutuhkan dalam keadaan siap dipakai.
2.      Pastikan semua sumber listrik yang digunakan dalam keadaan off
3.      Lakukan merangkai rangkaian yang tunjukan pada rangkaian rangkaian block rotor motor induksi 3 phasa dengan hubungan Y
4.      Laporkan ke dosen pengampu praktikum untuk diperiksa
5.      Setelah selesai di check dan yakinlah bahwa rangkaian tersebut sudah benar
6.      Masukkan sumber 1 phasa 220 V
7.      Atur variac pada tegangan yang arus nominal dan tahan poros (shaft) sampai motor induksi 3 phasa tidak berputar dan catata arus, tegangan dan wattmeter masuk kedalam tabel yang sudah tersedia.
8.      Masukkan hasil penunjukkan ammeter dan voltmeter dan wattmeter kedalam tabel
9.      Jangan lupa name plate motor induksi 1 phasa di catat dan difoto
10.  Matikan switch sumber 3 phasa
11.  Kembalikan semua modul dan peralatan yang digunakan
12.  Buat laporan sementara dan mintakan tanda tangan ke dosen pengampu
13.  Praktikum telah selesai dan bisa meninggalkan ruang praktikum

3.6  DATA TABEL PERCOBAAN
VBR(V)
IBR(A)
PBR(W)
RBR(Ω)
ZBR(Ω)
XBR(Ω)
38
1
30
30
38
25,32
50
1,4
50
25.51
35.71
24.98
62
1,8
90
27.7
34.4
20.39
70
2
110
27.5
35
21.65
76
2,2
140
28.92
34,54
18.88
82
2,4
160
27.7
34.16
19.99
83
2,6
190
28.10
31,92
15.14
86
2,8
220
28.06
30,71
12.47
RATA-RATA
19,85

3.7  ANALISA
Pada saat pengujian test block rotor (hubung singkat) motor induksi satu phasa maka digunakan kain untuk menahan putaran motor agar terjadi short circuit. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, maka dilakukan percobaan pada beberapa nilai tegangan, sehingga didapatkan hasil pengukuran arus dan daya. Kemudian menghitung nilai impedansi dengan prinsip hukum ohm dan menghitung nilai resistansi dari pembagian daya dengan kuadrat arus. Sedangkan untuk perhitungan reaktansi menggunakan prinsip segitiga beban.  Dari data tabel percobaan didapatkan hasil yang hampir mendekati antara nilai reaktansi satu dan yang lainnya kemudian diambil nilai rata-ratanya.

3.8  KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian block rotor (hubung singkat) motor induksi satu phasa dapat diketahui bahwa untuk menentukan reaktansi dilakukan beberapa kali percobaan yang mana diambil rata-ratanya, sehingga nilai reaktansi pada motor induksi satu phasa yang digunakan adalah 19,85.